Tips Menulis Novel Terbaru 2016-2017
Pertama
Menulis dengan apa yang kita ketahui, seperti contoh menulis sebuah
pengalaman atau cerita yang telah kita alami, karena dari sini kita bisa lebih
mudah untuk memulai belajar menulis novel. Atau jika merasa tidak cocok, boleh
menulis dengan hasil mendengar cerita orang-orang sekitar dan bisa juga dengan
cara mengarang sebuah cerita yang terpikir dalam benak kita, akan tetapi kita
harus siap jika ingin mengambil langkah ini, karena akan ada banyak PR yang
harus diselesaikan. Namun jangan khawatir, meski berat dan banyak PR, sedikit
demi sedikit kita pasti akan mampu pada akhirnya, yang penting kita memiliki
kunci untuk membuas rasa MALAS. Karena, rasa malas akan datang bagai
White-Ghost, yang perlahan bisa melumpuhkan MOOD kita.
Nah, balik lagi, jika kita ingin menulis dengan tokoh fiktif yang sesuai
keinginan kita, salah satu PRnya adalah kita harus paham pada tokoh yang akan
kita buat, dan juga harus paham akan setting tempat, latar belakang, dan lain
sebagainya. Misalnya jika kita ingin menulis dengan latar belakang luar negri,
atau wilayah indonesia yang kita belum tahu bagaimana kehidupan dan budaya
disana, kita harus mengadakan riset terlebih dulu agar ceritanya nanti bisa
lebih berkembang dan terlihat nyata. Untuk risetnya kita bisa tanya ke teman
yang memiliki pengalaman di wilayah tersebut atau jika tidak ada teman untuk
menerangkannya, kita bisa tanya langsung sama MBAH Google, di google kita pun
akan dapati banyak referensi yang sedang kita cari. Atau jika ingin lebih
mantep, kita langsung saja bertandang ke wilayah atau negara tersebut (sekalian
travelling) hehe.
Kedua
Tulislah apa yang dirasa cukup, jangan kita tuliskan secara rinci,
seolah-olah sedang seperti menulis biografi, kita hanya memerlukan setiap
karakter yang ada bisa terlihat ril, dan jelas.
Ketiga
Buat adegan jangan hanya kita sebutkan. Misalnya kita ingin menulis
tentang permasalahan suami istri yang baru menikah beberapa bulan. Si Istri
mengetahui suaminya telah berselingkuh dengan wanita lain. Terjadilah
pertengkaran hebat. Nah disinilah kita Buat adegannya.
Karena pembaca kita ingin melihat dan mendengar pertengkaran itu. Jadi jangan
hanya menyebutkan. Misalkan pertengkaran mereka terjadi di sebuah kafe, Tampilkan
kepada pembaca apa yang si istri katakan. Dan apa jawaban suaminya. Tampilkan
bahasa tubuh mereka. Tampilkan reaksi orang-orang sekitar mereka yang
menyaksikan pertengkaran itu. Tampilkan kepanikan orang-orang sekitar setelah
si istri melempar beberapa gelas ke arah suaminya. Dan adegan lainnya.
Nah, jika kita bisa membuat adegan itu senyata mungkin dan mampu menarik
pembaca kita seolah-olah sedang menjadi salah satu orang di dalam kafe
tersebut, kita akan berhasil untuk membawa pembaca kita menyukai novel kita.
Keempat
Yang terakhir kita musti Menulis ringkasan dari Novel yang kita buat.
Kalau kita merasa ada yang kurang, dan terasa kurang greget berarti ada sesuatu
yang kurang, dan kita harus cari kekurangannya, kemudian selesaikan dengan
sabar.
Sampai disini kita cukup untuk mengaplikasikannya dengan semangat, pasti
akan kita temui kemudahan. Ingat jangan malas yah. Tak Doain deh biar nggak
malas... alfatihah. Aamiin.
Nah setelah kita belajar untuk BAGAIMANA MENULIS NOVEL YANG BAIK,
selanjutnya kita belajar mengenai tahapan-tahapannya. Apa saja Tahapan-Tahapan
dalam menulis Novel? Yuk langsung saja cek dibawah ini :
1.
Buatlah paragraf pembuka dengan menyuguhkan
konflik, karena ini adalah salahsatu cara membuat pembukaan novel yang ampuh
dan menarik.
Contoh:
“....TRANG…..TRANG.....”
“Suara pecahan kaca itu membangunkan Kila yang baru saja
lelap dalam tidurnya, ia sangat terkejut ketika melihat kaca jendela kamarnya
telah hancur. Dengan tanpa Ba,Bi,Bu, ia pun langsung loncat dari kasurnya dan berlari
keluar kamar”.
Sebagai pembaca kita akan bertanya-tanya, apa yang telah
terjadi hingga Kila memilih untuk langsung keluar dari kamarnya tanpa mengecek
dulu keluar jendela?
Seorang pembaca bisa saja menebak kalau yang terjadi
adalah, adanya penjahat yang sedang melakukan aksi di kamar Kila, atau Kila
yang berwatak penakut hingga ia tak berani mengecek apa yang sedang terjadi.
Nah, orang-orang pun sering bilang, bila tidak ada konflik maka tidak ada
cerita. Dan bila kita meletakkan konflik pada paragraf pembuka, maka kita akan
menarik kuat perhatian pembaca.
2.
Kembangkan karakter tokoh dalam novel. Bantu
pembaca untuk membayangkan karakter dengan mendesripsikan penampilannya,
tingkah lakunya dan pemikiran tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut.
Ketika dia berbicara, ungkap karakternya (lewat percakapan ataupun tingkah
lakunya).
3.
Pilih sudut pandang penulisan cerita. Kita bisa berperan menjadi
orang pertama (protagonis) dengan kata ganti aku, saya, kami, kita. Atau kita
pakai sudut pandang orang ketiga. Seperti sedang menonton film. Kata ganti yang
digunakan adalah ia, dia, mereka, -nya.
4.
Buat dialog yang tajam, artinya langsung ketitik
masalah dan tidak bertele-tele atau apalagi berputar-putar kaya komedi putar,
yang bisa bikin pusing pembacanya saja. hehe
Nah berikut ini contohnya, karya Andrea Hirata (novel:
cinta dalam gelas):
“Bisakah kawanmu itu mengajariku?”
“Maksud kakak?”
“Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding pada
peringatan 17 Agustus nanti. Aku mau menantang Matarom.”
Kami terperangah.
5.
Tetapkan setting cerita dalam novel Anda. Ia
mencakup waktu dan tempat.
Setting waktu terdiri
dari hari, tanggal, siang, malam, minggu, bulan, pagi, sore, tahun, dan
lain-lain.
Setting tempat dapat
berupa lokasi seperti kota atau desa; keadaan lingkungan seperti bersih, kotor;
suasana seperti ramai, lengang; cuaca seperti panas, dingin, dan lain-lain.
6.
Mengatur plot dalam novel Anda. Apakah Anda tahu
plot?
Plot adalah peristiwa yang terjadi berurutan yang disertai
sebab akibatnya.
Berikut contohnya :
“Raesha tetap pada pendiriannya, Dia menolak untuk dijodohkan dengan
lelaki pilihan orangtuanya karena Dia telah lebih dulu mencintai Khalid dan
hanya ingin menikah dengannya”.
7.
Menyertakan klimaks pada novel. Klimaks adalah
puncak atau titik balik cerita. Ini adalah bagian yang paling dramatis dari
cerita. Klimaks, terjadi ketika protagonis (Tokoh Utama) memahami apa yang
sebaiknya dilakukan atau menyadari tindakan terbaik apa yang seharusnya
diambil. Ketegangan yang mengganggu protagonis mengharuskan protagonis
mengambil tindakan terbaik yang berujung pada konflik akhir atau klimaks.
8.
Menulis ending. Ending adalah penyelesaian atas
masalah. Kita bisa menulis ending yang terbuka atau ending yang tertutup.
Ending tertutup adalah akhir cerita yang telah tuntas. Sedangkan ending terbuka
adalah ending yang belum sepenuhnya selesai dan membuka peluang untuk kelanjutan
di serie berikutnya.
9.
Setelah semua selesai, silakan buat JUDUL NOVEL
YANG MENARIK, agar novel kita disuka pembaca pas pertama kali dilihat judulnya.
Sengaja untuk pembuatan judul ini diletakkan di tahapan paling akhir, karena
kebiasaan menulis judul di awal kurang begitu bagus karena bisa menghilangkan
fokus ketika sudah beranjak ke menulis isinya.
Demikian artikel tentang Cara Menulis
Novel Yang Baik dan Tahapan-Tahapannya – semoga bermanfaat. Terima kasih.
0