Thursday, May 26, 2016

Tips Menulis Novel Terbaru 2016-2017

Miftah Sr


Tips Menulis Novel Terbaru 2016-2017



Pertama

Menulis dengan apa yang kita ketahui, seperti contoh menulis sebuah pengalaman atau cerita yang telah kita alami, karena dari sini kita bisa lebih mudah untuk memulai belajar menulis novel. Atau jika merasa tidak cocok, boleh menulis dengan hasil mendengar cerita orang-orang sekitar dan bisa juga dengan cara mengarang sebuah cerita yang terpikir dalam benak kita, akan tetapi kita harus siap jika ingin mengambil langkah ini, karena akan ada banyak PR yang harus diselesaikan. Namun jangan khawatir, meski berat dan banyak PR, sedikit demi sedikit kita pasti akan mampu pada akhirnya, yang penting kita memiliki kunci untuk membuas rasa MALAS. Karena, rasa malas akan datang bagai White-Ghost, yang perlahan bisa melumpuhkan MOOD kita.

Nah, balik lagi, jika kita ingin menulis dengan tokoh fiktif yang sesuai keinginan kita, salah satu PRnya adalah kita harus paham pada tokoh yang akan kita buat, dan juga harus paham akan setting tempat, latar belakang, dan lain sebagainya. Misalnya jika kita ingin menulis dengan latar belakang luar negri, atau wilayah indonesia yang kita belum tahu bagaimana kehidupan dan budaya disana, kita harus mengadakan riset terlebih dulu agar ceritanya nanti bisa lebih berkembang dan terlihat nyata. Untuk risetnya kita bisa tanya ke teman yang memiliki pengalaman di wilayah tersebut atau jika tidak ada teman untuk menerangkannya, kita bisa tanya langsung sama MBAH Google, di google kita pun akan dapati banyak referensi yang sedang kita cari. Atau jika ingin lebih mantep, kita langsung saja bertandang ke wilayah atau negara tersebut (sekalian travelling) hehe.


Kedua

Tulislah apa yang dirasa cukup, jangan kita tuliskan secara rinci, seolah-olah sedang seperti menulis biografi, kita hanya memerlukan setiap karakter yang ada bisa terlihat ril, dan jelas.

Ketiga

Buat adegan jangan hanya kita sebutkan. Misalnya kita ingin menulis tentang permasalahan suami istri yang baru menikah beberapa bulan. Si Istri mengetahui suaminya telah berselingkuh dengan wanita lain. Terjadilah pertengkaran hebat. Nah disinilah kita Buat adegannya.

Karena pembaca kita ingin melihat dan mendengar pertengkaran itu. Jadi jangan hanya menyebutkan. Misalkan pertengkaran mereka terjadi di sebuah kafe, Tampilkan kepada pembaca apa yang si istri katakan. Dan apa jawaban suaminya. Tampilkan bahasa tubuh mereka. Tampilkan reaksi orang-orang sekitar mereka yang menyaksikan pertengkaran itu. Tampilkan kepanikan orang-orang sekitar setelah si istri melempar beberapa gelas ke arah suaminya. Dan adegan lainnya.

Nah, jika kita bisa membuat adegan itu senyata mungkin dan mampu menarik pembaca kita seolah-olah sedang menjadi salah satu orang di dalam kafe tersebut, kita akan berhasil untuk membawa pembaca kita menyukai novel kita.

Keempat

Yang terakhir kita musti Menulis ringkasan dari Novel yang kita buat. Kalau kita merasa ada yang kurang, dan terasa kurang greget berarti ada sesuatu yang kurang, dan kita harus cari kekurangannya, kemudian selesaikan dengan sabar.

Sampai disini kita cukup untuk mengaplikasikannya dengan semangat, pasti akan kita temui kemudahan. Ingat jangan malas yah. Tak Doain deh biar nggak malas... alfatihah. Aamiin.




Nah setelah kita belajar untuk BAGAIMANA MENULIS NOVEL YANG BAIK, selanjutnya kita belajar mengenai tahapan-tahapannya. Apa saja Tahapan-Tahapan dalam menulis Novel? Yuk langsung saja cek dibawah ini :


1.       Buatlah paragraf pembuka dengan menyuguhkan konflik, karena ini adalah salahsatu cara membuat pembukaan novel yang ampuh dan menarik.

Contoh:

“....TRANG…..TRANG.....”

“Suara pecahan kaca itu membangunkan Kila yang baru saja lelap dalam tidurnya, ia sangat terkejut ketika melihat kaca jendela kamarnya telah hancur. Dengan tanpa Ba,Bi,Bu, ia pun langsung loncat dari kasurnya dan berlari keluar kamar”.

Sebagai pembaca kita akan bertanya-tanya, apa yang telah terjadi hingga Kila memilih untuk langsung keluar dari kamarnya tanpa mengecek dulu keluar jendela?

Seorang pembaca bisa saja menebak kalau yang terjadi adalah, adanya penjahat yang sedang melakukan aksi di kamar Kila, atau Kila yang berwatak penakut hingga ia tak berani mengecek apa yang sedang terjadi.

Nah, orang-orang pun sering bilang, bila tidak ada konflik maka tidak ada cerita. Dan bila kita meletakkan konflik pada paragraf pembuka, maka kita akan menarik kuat perhatian pembaca.

2.       Kembangkan karakter tokoh dalam novel. Bantu pembaca untuk membayangkan karakter dengan mendesripsikan penampilannya, tingkah lakunya dan pemikiran tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut. Ketika dia berbicara, ungkap karakternya (lewat percakapan ataupun tingkah lakunya).


3.       Pilih sudut pandang  penulisan cerita. Kita bisa berperan menjadi orang pertama (protagonis) dengan kata ganti aku, saya, kami, kita. Atau kita pakai sudut pandang orang ketiga. Seperti sedang menonton film. Kata ganti yang digunakan adalah ia, dia, mereka, -nya.

4.       Buat dialog yang tajam, artinya langsung ketitik masalah dan tidak bertele-tele atau apalagi berputar-putar kaya komedi putar, yang bisa bikin pusing pembacanya saja. hehe

Nah berikut ini contohnya, karya Andrea Hirata (novel: cinta dalam gelas):

“Bisakah kawanmu itu mengajariku?”

“Maksud kakak?”

“Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding pada peringatan 17 Agustus nanti. Aku mau menantang Matarom.”

Kami terperangah.


5.       Tetapkan setting cerita dalam novel Anda. Ia mencakup waktu dan tempat.

Setting waktu terdiri dari hari, tanggal, siang, malam, minggu, bulan, pagi, sore, tahun, dan lain-lain.

Setting tempat dapat berupa lokasi seperti kota atau desa; keadaan lingkungan seperti bersih, kotor; suasana seperti ramai, lengang; cuaca seperti panas, dingin, dan lain-lain.



6.       Mengatur plot dalam novel Anda. Apakah Anda tahu plot?

Plot adalah peristiwa yang terjadi berurutan yang disertai sebab akibatnya.

Berikut contohnya :
“Raesha tetap pada pendiriannya, Dia menolak untuk dijodohkan dengan lelaki pilihan orangtuanya karena Dia telah lebih dulu mencintai Khalid dan hanya ingin menikah dengannya”.


7.       Menyertakan klimaks pada novel. Klimaks adalah puncak atau titik balik cerita. Ini adalah bagian yang paling dramatis dari cerita. Klimaks, terjadi ketika protagonis (Tokoh Utama) memahami apa yang sebaiknya dilakukan atau menyadari tindakan terbaik apa yang seharusnya diambil. Ketegangan yang mengganggu protagonis mengharuskan protagonis mengambil tindakan terbaik yang berujung pada konflik akhir atau klimaks.


8.       Menulis ending. Ending adalah penyelesaian atas masalah. Kita bisa menulis ending yang terbuka atau ending yang tertutup. Ending tertutup adalah akhir cerita yang telah tuntas. Sedangkan ending terbuka adalah ending yang belum sepenuhnya selesai dan membuka peluang untuk kelanjutan di serie berikutnya.

9.       Setelah semua selesai, silakan buat JUDUL NOVEL YANG MENARIK, agar novel kita disuka pembaca pas pertama kali dilihat judulnya. Sengaja untuk pembuatan judul ini diletakkan di tahapan paling akhir, karena kebiasaan menulis judul di awal kurang begitu bagus karena bisa menghilangkan fokus ketika sudah beranjak ke menulis isinya.

Demikian artikel tentang Cara Menulis Novel Yang Baik dan Tahapan-Tahapannya – semoga bermanfaat. Terima kasih.

 

Miftah Sr / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

Coprights @ 2016, Blogger Template Designed By Templateism | Templatelib